Tanaman Hias Bisa Untuk Investasi Lho
Vegetasi dari tanaman hias ternyata memiliki potensi investasi yang sangat cuan.
Indonesia merupakan negara dengan biodiversitas yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati termasuk florikultura atau tanaman hias. Tanaman hias sendiri bukan hanya untuk keindahan tapi berfungsi ekologis hingga investasi yang sangat menjanjikan dengan nilai yang besar. Untuk itu diperlukan peran pemerintah, pelaku usaha, hingga ilmuwan untuk mendorong sektor tanaman hias ini berkembang secara berkelanjutan.
Menurut Puji Lestari, Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), nilai ekspor tanaman hias Indonesia masih tertinggal jauh dari negara Asia Tenggaran bahkan kontribusinya baru 0,08 persen dari total nilai perdagangan tanaman hias di pasar global.
“Hal ini terkait kompetensi SDM di sektor tanaman hias yang masih minim, tidak adanya vokasi di sektor ini, investasi benih dan kurangnya permodalan pengusaha, hingga belum adanya ketersediaan sistem informasi yang terintegrasi antara produksi dan kebutuhan pasar,” ujarnya.
Untuk itu dibutuhkan inovasi dalam industri tanaman hias sehingga ke depannya para pelaku usaha dapat meningkatkan daya saing di pasar global. Salah satu inovasi yang bisa dilakukan terkait teknologi florikultura untuk menunjang produktivitas benih dan tanaman serta memunculkan varietas yang unggul.

Hingga saat ini terdapat 300 varietas yang telah dilepas dari sejumlah spesies seperti bunga kristan dan anggrek. Inovasi ini terbukti bisa menghasilkan nilai tambah dan pengembangan produk sehingga inovasi menjadi komponen kunci dari modernisasi florikultura. Saat ini dari 12.237 plasma nutfah hayati di Indonesia baru sekitar 1.999 yang terdaftar dan 1.786 dilepas perizinannya oleh Kementerian Pertanian sehingga terbilang sangat rendah.
Menteri Koperasi dann UKM Teten Masduki mengatakan, perkembangan industri tanaman hias belakangan ini cukup menggairahkan baik di pasar domestik maupun global. Hanya saja perlu waktu dan dukungan dari berbagai pihak khususnya untuk membangun ekosistem sehingga ke depan pengusaha Indonesia bisa terus meningkatkan daya saingnya.
“Salah satu yang penting hadirnya platform digital untuk mengakselerasi koneksi antara petani dengan pembelinya. Ada banyak varietas kita yang unggul belum hasil dari silangan-silangan yang sangat luar biasa, tinggal bagaimana car akita untuk mengomersialisasi dan menjadi leading baik dari sisi varietas maupun volumenya,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, ekspor tanaman florikutura terus meningkat signifikan pada periode 2020-2022. Nilai ekspor tanama hias asal Indonesia juga telah mencapai Rp1,3 triliun dengan negara-negara tujuan utama seperti Amerika, Eropa, Uni Emirat Arab, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

